top of page

Fakta Kulit Sintetis bagi Anak—Pilihan Ramah Lingkungan dan Modis

a warm array display of artificial leather mockup moodboard.jpg

Detail Journal

Kulit sintetis yang ramah anak merupakan sebuah inovasi baru yang menarik dalam industri fashion dan furnitur. Dalam perkembangannya, kulit sintetis ini mengalami peningkatan kualitas. Hal ini menjadikannya pilihan utama untuk orang tua yang menginginkan produk terbaik untuk kenyamanan dan keamanan anak-anak..

Artikel ini akan menjelaskan beragam informasi menarik seputar fakta kulit sintetis bagi anak, termasuk sejarah dan berbagai manfaat serta keunggulannya.

Sejarah Perkembangan Kulit Sintetis yang Ramah Anak

Dalam dunia furnitur dan fashion, kulit hewan asli telah menjadi pilihan favorit yang selalu diminati karena tampilannya yang klasik dan elegan. Selain memberikan eksklusivitas dan prestise bagi penggunanya, tampilannya yang mengesankan ini juga menjadikan kulit asli sebagai simbol kemewahan yang tak tertandingi dalam industri kreatif modern.

Sayangnya, di balik popularitasnya tersebut, terungkap bahwa penggunaan kulit hewan asli memiliki dampak negatif yang signifikan pada lingkungan dan mengancam kesejahteraan hewan. Proses pembuatan kulit hewan asli menggunakan banyak bahan kimia yang berbahaya seperti kromium dan formaldehida. Selain itu, proses ini memerlukan pembangunan area untuk peternakan hewan yang luas sehingga menyebabkan deforestasi dan berpotensi merusak ekosistem.

Di sisi lain, produksi kulit asli juga menuai kritik atas isu kesejahteraan hewan karena melibatkan penangkapan dan pembantaian hewan secara massal, semata-mata untuk memenuhi keinginan gaya hidup manusia.

Munculnya kesadaran akan berbagai dampak negatif tersebut telah menginspirasi banyak orang untuk mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan dan etis untuk diproduksi. Sebagai solusi yang tepat untuk menangani isu tersebut, banyak orang beralih menggunakan kulit sintetis—sebuah inovasi yang berkelanjutan dan “manusiawi” untuk kesejahteraan hewan.

Kulit sintetis, juga dikenal sebagai kulit imitasi, umumnya diproduksi menggunakan bahan seperti polyurethane (PU) dan polyvinyl chloride (PVC). Kulit imitasi yang terbuat dari PU memiliki fleksibilitas dan tekstur yang mirip dengan kulit asli sehingga lebih cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuatan item fashion. Di sisi lain, kulit sintetis berbahan baku PVC lebih banyak digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan furnitur karena karakteristiknya yang tebal, kuat, dan keras. 

Begitu kerasnya kulit sintetis PVC, diperlukan penambahan plasticizer DOP (dioctyl phthalate) yang berfungsi memberikan fleksibilitas dan kelenturan pada material kulit tersebut. Dengan penambahan zat ini, kulit sintetis PVC yang dihasilkan memiliki elastisitas yang baik, menjadikannya layak untuk digunakan memproduksi furnitur yang awet dan tidak mudah retak. 

Namun, belakangan ini baru diketahui bahwa zat aditif DOP dapat menyebabkan sejumlah risiko kesehatan bagi manusia, terutama pada anak-anak. Mulai dari gangguan motorik, gangguan sistem endokrin, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Hal inilah yang  mengakibatkan penggunaan bahan DOP mulai dibatasi.

Sebagai gantinya, DOTP (dioctyl terephthalate) akhirnya dipilih sebagai alternatif plasticizer yang lebih aman bagi anak-anak. Dalam takaran yang tepat, bahan ini dianggap aman bagi kesehatan anak-anak karena tidak mengganggu sistem hormonal mereka. 

Dengan demikian, tak heran saat ini ada banyak produsen mulai menggunakan DOTP untuk menciptakan kulit sintetis yang aman bagi anak-anak.

Animal Cruelty Free

Seperti yang kita tahu, produksi kulit asli banyak menuai kritik dan kecaman masyarakat karena proses pembuatannya melibatkan beragam perlakuan yang tidak etis sehingga dianggap tidak baik untuk kesejahteraan hewan. 

Sebagai contoh, hewan yang diternakkan untuk produksi kulit asli tidak dirawat dengan baik—mereka diikat, dikurung, dan tinggal di kandang sempit yang gelap dan kotor. Banyak hewan disiksa dan dipaksa menjadi overweight untuk menghasilkan bulu yang lebih lebat. Perburuan dan pembantaian massal yang tidak “manusiawi”—hewan dikuliti hidup-hidup—menyebabkan mereka mengalami penderitaan yang tidak perlu.

Menyadari bahwa proses produksi kulit asli melibatkan eksploitasi hewan, banyak orang beralih menggunakan kulit sintetis. Jenis kulit ini tidak melibatkan hewan dalam pembuatannya sehingga memungkinkan masyarakat untuk tetap bergaya tanpa harus mengancam kesejahteraan hewan.

Terhindar dari Gangguan Kesehatan

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kulit sintetis berbahan baku PVC umumnya menggunakan tambahan bahan aditif DOP (dioctyl phthalate) untuk memberikan fleksibilitas dan kelenturan pada kulit tersebut. Namun sayangnya, DOP mengandung senyawa bensen, suatu zat yang sulit dicerna oleh tubuh manusia dan tidak dapat dikeluarkan melalui feses atau urin. 

Hal ini tentu berbahaya bagi keamanan anak-anak, terutama balita yang sedang berada dalam fase oral. Mereka sangat mungkin untuk menggigit atau menelan bagian-bagian kulit sintetis sehingga menyebabkan masuknya zat DOP ke dalam tubuh. Apabila senyawa ini dibiarkan menumpuk, anak-anak dapat berisiko mengalami gangguan motorik, gangguan sistem endokrin, bahkan kanker.

Dengan digunakannya DOTP (dioctyl terephthalate) sebagai pengganti DOP dalam kulit sintetis, tentu memberikan perlindungan bagi anak-anak. Penggunaan plasticizer DOTP dalam takaran yang tepat membuat kulit sintetis menjadi lebih aman dan tidak membahayakan kesehatan anak-anak.

Pilihan Warna yang Fleksibel dan Bebas


Freepik

Kulit sintetis umumnya menawarkan pilihan warna yang lebih beragam karena memiliki komposisi material penyusun (PU dan PVC) yang lebih mudah diolah dan dicampur dengan berbagai pewarna.

Pilihan warna yang beragam tentu memberikan keuntungan bagi konsumen, produsen, dan desainer kulit sintetis karena memberikan lebih banyak opsi, fleksibilitas, dan inovasi dalam dunia fashion dan industri furnitur.

Ramah Lingkungan

Kulit sintetis merupakan bahan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kulit hewan asli. Proses produksi jenis kulit ini menggunakan energi dan air dengan lebih efisien, menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah, serta meminimalkan deforestasi demi menjaga keseimbangan alam dan keberlanjutan lingkungan.

Demikianlah informasi seputar fakta-fakta kulit sintetis bagi anak. Setelah membaca artikel ini, diharapkan kita semua dapat lebih bijak dalam memilih kulit sintetis untuk anak. Pastikan bahwa kulit sintetis yang diinginkan bebas dari penggunaan bahan kimia yang berbahaya. Selain itu, pilihlah kulit sintetis ramah anak dari merek yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. 

Tritera Indonesia merupakan produsen artificial leather yang berkualitas dan aman untuk kesehatan anak. Produk-produk kulit sintetis Tritera menggunakan DOTP sebagai plasticizer sehingga tidak membahayakan kesehatan anak-anak. Tritera juga menawarkan beragam pilihan motif dan warna yang cocok untuk segala kebutuhan furnitur rumah tangga atau bisnis. Klik di sini untuk melihat katalog selengkapnya.

Related Stories

Perbedaan Kulit PVC dan PU, Mana yang Cocok untuk Anda?

Ketahui perbedaan kulit PVC dan PU dari segi bahan, tekstur, dan daya tahan agar Anda bisa memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Cara Mudah Membersihkan Kulit Sintetis di Rumah

Panduan mudah membersihkan kulit sintetis sendiri di rumah agar tetap bersih, awet, dan tidak cepat rusak dengan bahan sederhana. Baca selengkapnya!

Tritera: Supplier Kulit Sintetis Premium di Indonesia

Tritera adalah supplier kulit sintetis premium sejak 1984. Hadir dengan protective lacquer, fleksibilitas tinggi, dan warna presisi untuk kreasi tanpa batas.

Teknologi Fire Retardant pada Material PVC, Ini Kegunaannya

Pelajari arti teknologi fire retardant pada material PVC dan bagaimana fitur ini meningkatkan keamanan serta daya tahan produk Tritera. Baca selengkapnya!
bottom of page